5 Tahun Perjalanan Karier Seventeen
Tepat pada tanggal 26 Mei 2020 yang lalu, Seventeen yang merupakan boygrup asuhan Pledis entertaimen ini resmi merayakan ulang tahun debut mereka yang kelima. Memulai debut karir mereka pada tahun 2015 silam dengan mini album 17Carat dengan tittle track yang berjudul Adore U kemudian dilanjutkan dengan mini album kedua mereka yakni Boys Be dengan lagu andalan Mansae sukses membantu Seventeen menyabet gelar Rookie of the Year 2015 saat itu. Selama meniti karir musiknya Seventeen menoreh berbagai prestasi dan dikenal sebagai Idol Producing. Tak hanya memproduser lagu, mereka juga dapat membuat koreografi, tema, konsep album bahkan membuat MV sendiri dengan bakat alami yang dimiliki oleh masing-masing member. Pretty U yang dirilis pada tahun 2016 lalu adalah salah satu lagu Seventeen yang dapat menghantarkan angin segar ke agensi mereka dengan memperoleh kemenangan 1stWin atau trofi kemenangan mingguan pertama mereka setelah sekian lama Pledis hiatus mendapatkan trofi dari anak-anak asuhannya. Konsep yang diberikan oleh ketigabelas member ini bervariasi dari cheerful yang lekat akan anak muda sampai dengan konsep dark/sexy/mature yang menunjukkan kedewasaan mereka dalam bermusik sehingga para fans ataupun penikmat musik diharapkan tidak akan pernah jenuh akan warna musik yang diberikan oleh Seventeen. Untuk penjelasan lengkap bagaimana kisah perjalanan mereka berikut lika-likunya dari awal debut sampai bisa debut seperti sekarang bisa langsung cek di tulisan sebelumnya nih... (
Perjalanan Karir Seventeen).
Akantetapi di ulang tahun kelima jua inilah muncul gejolak yang luar biasa dari tubuh Carat karena status baru yang disandang oleh Pledis saat ini. Ane pribadi yakin nih gak ada temen-temen Carat yang ketinggalan berita yang lagi hits banget ini nih, kecuali mereka yang lagi sibuk banget di real or kehabisan kuota aja xD . Tidak lain dan tidak bukan berita tentang pemegang mayoritas saham Pledis yang kini dipegang oleh Big Hit, agensi yang menaungi BTS, TxT serta Gfriend ini. Bagaimana runtutan kisahnya, langsung kita bahas satu-persatu dengan pemahaman minim versi ane ya.... Capcussss...
BigHit : Dari Besan Weverse Jadi Pemegang Saham
Sehari sebelum ulang tahun debut Seventeen yakni tanggal 25 Mei 2020, dunia perkpopan khususnya Carat maupun Pledis stan dikejutkan dengan berita tentang adanya pengalihan saham mayoritas Pledis kepada BigHit. Hal ini sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh kedua pihak agensi sehingga sudah dapat dipastikan berita ini bukan hanya isapan jempol belaka temans. So, pertanyaan yang pastinya ada dibenak kalian, bagaimana bisa BigHit membeli saham Pledis entertaiment dan bagaimana awal mula sampai ini terjadi???
Sudah jadi rahasia umum jikalau BigHit entertaiment kini menjelma menjadi agensi besar akibat keberhasilan anak didiknya yang tidak lain adalah BTS. Popularitas yang mereka dapat menjadikan mereka sebagai salah satu Idol Korea Terpopuler saat ini dengan jumlah fans yang tentunya jangan ditanya jumlahnya. Meningkatnya jumlah fans tentu berimbas kepada peningkatan pendapatan sang agensi Idol yang tak lain adalah BigHit itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan permintaan produksi album/merch/tiket konser/etc dari para konsumen. Di dalam hukum bisnis/ekonomi sudah kita kenal ada namanya produsen dan konsumen. Jika kita kaitkan dengan dunia industri musik ini, peran produsen dimainkan oleh sang agensi idol sedangkan para fans berperan sebagai konsumen penikmat lagu. Secara harfiah para fans adalah ladang pendapatan bagi sang produsen yang dalam tanda kutip disini adalah sang agensi idol. Sehingga jika suatu idol mempunyai popularitas yang semakin tinggi, maka jumlah fans mereka pun akan bertambah dan permintaan produksi akan semakin meningkat pula. Pada akhirnya peningkatan produksi ini akan berdampak langsung pada meningkatnya pendapatan yang akan diterima oleh sang agensi.
Untuk itulah semua agensi yang ada di Korea sana berlomba-lomba untuk menaikkan popularitas dari anak didiknya tak luput bagi BigHit maupun Pledis. Keinginan Bang Si Hyuk (CEO BigHit Ent.) untuk semakin melebarkan sayapnya di jagat hiburan mulai nampak terlihat dari tahun 2017 , dimana hal itu terjadi ketika popularitas BTS yang semakin naik. Popularitas BTS ini menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di agensi tersebut. Hal ini didukung dengan kinerja manajemen yang terstruktur dan inovatif, selalu mengikuti kemajuan teknologi khususnya dalam bidang sosial media misalnya. Disinilah kepiauan dari sang CEO BigHit ini terlihat, dia menjual sepertiga/seperempat dari saham miliknya kepada sepupunya Bang Joon Hyuk yang merupakan CEO dari Korea Netmarble. Korea Netmarble sendiri merupakan suatu perusahaan yang bergelut dibidang games dan dikenal sebagai games mobile developer terbesar di Korea Selatan. Sehingga jangan heran manajemen inovatif BigHit tentu sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh orang-orang dalam perusahaan tersebut terlebih jika berurusan dengan IT. Selain Korea Netmarble, saham BigHit juga diterima oleh STIC Investment selaku perusahaan yang bergerak di bidang investasi (swasta) pada Oktober 2018 lalu. Walaupun saham BigHit terbagi atas tiga kepemilikan, namun persentase satu dengan yang lainnya sangatlah berbeda. Dan sama-sama kita ketahui pemegang saham terbesar masih tetap dipegang oleh sang CEO BigHit yakni Bang Si Hyuk.
Sementara dalam kasus Pledis entertaiment sendiri terdapat pengalihan saham dari tangan satu ke tangan lainnya yang terkesan sembunyi-sembunyi. Ketika suatu portal berita mencium ada berita-berita bernada seperti ini, pola jawaban yang diberikan oleh pihak Pledis terkesan "abu-abu". Dengan kata lain ketika pihak Pledis memberikan keterangannya, mereka pasti akan menjawab pertanyaan tersebut dengan diam seribu bahasa ataupun dengan nada seolah membantah akantetapi ketika dikonfirmasi dengan pihak terkait misalnya CJ E&M dan BigHit misalnya, jawaban mereka malah menohok dan bertolak belakang dari Pledis. Hal ini menunjukkan bahwa dari dalam tubuh Pledis sendiri nampaknya tidak ada suara solid dalam hal penolakan pengalihan saham ini.
Pledis merupakan agensi yang didirikan oleh Han Sung Soo pada tahun 2007 silam. Diawal berdirinya Pledis sendiri, nampaknya saham Pledis sendiri sudah terbagi menjadi dua bagian yaitu atas nama Han Sung Soo sebesar 51% dan sisanya 49% oleh So-Net Entertaiment yakni anak perusahan dari Sony Group. Walaupun Han Sung Soo mempunyai 51% saham Pledis saat itu dan berpangkat sebagai "CEO Pledis", hal ini tidak dapat memastikan bahwa semua keputusan yang diambil berlandaskan atas keputusan sang CEO seorang temans. Karena apapun keputusan final/akhir yang akan diterapkan oleh suatu perusaan termasuk agensi Pledis sekalipun harus mempunyai persetujuan antar kedua pemegang saham baik Han Sung Soo maupun pihak So-Net sendiri.
Pada 12 Juni 2018 merupakan awal mencuatnya berita tentang adanya rencana pembelian ataupun merger saham Pledis Entertaiment oleh CJ E&M. CJ E&M merupakan perusahaan Korea Selatan yang bergerak dibidang industri hiburan termasuk pertelevisian. MNet adalah salah satu contoh channel swasta yang dimiliki oleh CJ E&M. Sebelumnya jika kita flashback beberapa tahun sebelumnya, seperti tahun 2016 misalnya pihak CJ E&M mengadakan program survival yang begitu terkenal di Korea termasuk kontroversi didalamnya yakni Produce 101. Dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2016 dan 2017, anak didik Pledis tak pernah absen mengikuti ajang program survival tersebut, sebut saja para mantan member Pristin serta Nuest. Kedua member grup tersebut juga sukses mengirimkan masing-masing anggotanya untuk debut dalam grup Produce tersebut seperti Nayoung dan Kyulkung (ex Pristin) yang debut bersama girlgrup IOI dan Minhyun (Nuest) yang debut bersama boygrup Wanna One. Selain itu jika kalian ingat saat promosi Pretty U era yang berlangsung hampir 3-4minggu lamanya, di acara MCountdown pihak MNet mempersiapkan "1st Anniversary Seventeen Party" alias Pesta Ulang Tahun Pertama Debutnya Seventeen. Berlanjut kemudian para member Seventeen seperti Jeonghan, Mingyu, S.Coups & Hoshi yang pernah ditunjuk sebagai co-MC menemani Key SHINee selaku MC tetap MCountdown saat itu. Mengingat peristiwa tersebut yang terkesan seperti pihak MNet (CJ E&M) memberikan ruang kepada anak didik Pledis untuk tampil ke hadapan publik nampaknya memikat hati Han Sung Soo yang dikenal sebagai CEO yang acuh mempromosikan idolnya sendiri.
Berita pembelian saham Pledis oleh CJ E&M tersebut muncul setelah adanya penandatanganan memorandum atau kata lainnya tanda tangan kerjasama antar kedua agensi tersebut. Ketika diminta tanggapan mengenai pembelian saham ataupun merger, seperti yang ane jelaskan sebelumnya respon yang diberikan terlihat berat sebelah karena hanya satu pihak yang memberikan keterangannya yakni CJ E&M. Dari perwakilan CJ E&M membenarkan adanya diskusi yang mendalam tentang pembagian (pembelian) saham dengan Pledis entertaiment. Sementara pihak Pledis tidak memberikan respon apapun mengenai hal itu meskipun banyak feedback negatif/kontra yang diberikan netizen khususnya stan Pledis terhadap keputusan tersebut, walaupun menjadi suatu kenyataan jua pada akhirnya.
Kecerdikan dari sang CEO CJ E&M ini terlihat pada bagaimana cara dia dapat membeli saham Pledis. Di lansir dari portal media online pulsenews.com CJ E&M membeli saham dari kedua pemegang saham Pledis yakni Han Sung Soo dan So-Net, dimana pada akhirnya sang CEO CJ E&M yang menjadi pemegang saham terbesar di Pledis. Sebut saja HSS punya 51% saham Pledis kemudian CJ E&M membeli 21% darinya, setelah itu CJ E&M membeli lagi saham yang dimiliki oleh So-Net sebesar 30%. Sehingga jika kita kalkulasi maka saham sisa milik HSS adalah 30%, So-Net 19% dan CJ E&M akhirnya memiliki 51% saham Pledis hasil penggabungan saham dari 21% HSS + 30% So-Net. Ini adalah bayangan kalkulasi dari berita simpang siur yang didapat, bener atau tidaknya masih menjadi misteri sendiri karena Pledis termasuk agensi yang begitu rapat menutup urusan pribadinya namun semuanya memang terlihat begitu real dan masuk akal jika kita pikir melihat situasi seperti sekarang.

Selain dengan Pledis, CJ E&M nyatanya menjalin juga hubungan kerjasama dengan BigHit Entertaiment. Project nyata kedua agensi ini diberi nama Belift Lab. Belift Lab sendiri merupakan agensi yang diperuntukkan untuk membentuk sebuah grup idol yang mendunia karena para membernya yang diambil (diaudisi) dari berbagai negara seperti Korea, Amerika dan Jepang. Ide ini tercetus sejak Juli 2018 lalu dan baru bisa terealisasikan setahun kemudian tepatnya pada tanggal 11 Maret 2019. Kerjasama ini terbentuk akibat adanya kesamaan visi dan misi yang ingin dicapai baik oleh CJ E&M maupun BigHit khususnya dalam memperluas pasar musik kpop itu sendiri.
Sekarang kita kembali membahas soal BigHit dan Pledis entertament, melihat penjabaran panjang kali lebar diatas tentu udah ada bayangan nih ye kan??? Benang merah yang menghubungkan kedua agensi yang begitu berbeda ini tidak lain adalah CJ E&M. CJ E&M berperan sebagai ahli kunci penghubung kedua agensi ini. Disatu sisi jika mengingat kalkulasi kita sebelumnya jikalau benar adanya, maka pemegang saham mayoritas Pledis adalah CJ E&M terhitung sejak Juni 2018 lalu. Berselang sebulan kemudian tiba-tiba muncul ide untuk mengadakan kerjasama antara CJ E&M dengan BigHit Ent. dalam pembentukkan agensi yang bertujuan untuk pasar musik global. Ide yang begitu besar ini tentu butuh waktu untuk merealisasikan bukan? Jika kita hitung maka kedua agensi tersebut butuh waktu setahun untuk mempersiapkan semuanya termasuk soal modal yang tentunya gak sedikit jumlahnya.
Semuanya pasti tahu jikalau penyumbang pemasukan terbanyak BigHit Ent. itu adalah BTS dimana semua pendapatan di peroleh dari sektor penjualan digital, album, viewers, merch, tiket konser dan lainnya. Sebelum ditambah dengan pemasokan idol seagensi lainnya seperti Gfriend dan TxT, BTS sudah dapat memasukkan BigHit Ent sebagai Top4 agensi dengan pendapatan terbesar sehingga bisa dibayangkan jika ditambah dengan idol lainnya berapa pendapatan BigHit sesungguhnya. Sementara CJ E&M yang menaungi main label Stone Music Ent. sendiri mempunyai banyak pemasokan dari berbagai sektor baik hiburan ataupun bisnis. Namun jika dibandingkan dengan BigHit, pemasokan CJ E&M dari sektor hiburan musik masih dibawahnya. Mungkin inilah salah satu alasan kerjasama ini dibentuk, yang tak lain untuk memaksimalkan semua sektor untuk memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada CJ E&M.
Nah memasuki tahun 2020 nampaknya BigHit sudah memperhitungkan segala kemungkinan termasuk pemasokan yang akan menurun jikalau member BTS sudah mulai memasuki wajib militer. Untuk lengkapnya kalian bisa cek apa alasan/bahan pertimbangan BigHit memilih Seventeen untuk masuk Weverse di link yang ada disamping ini
Alasan Seventeen di pilih BigHit . Dengan ide (membentuk agensi global) yang begitu besar, tentu diperlukan pemasokan modal yang tak hanya banyak namun stabil bukan? Disinilah dimulai permainan yang dimainkan oleh para "dalang" yang ulung temans. Dari penjabaran sebelumnya, nampaknya HSS mulanya tidak berniat akan menjual saham miliknya dengan jumlah yang banyak bahkan sampai setengah dari miliknya kepada CJ E&M. Namun beda cerita jika besan pemegang saham sebelumnya yakni So-Net menjual setengah bahkan lebih dari saham miliknya kepada CJ E&M. Malangnya disitulah kesialan yang menghantui HSS akibat keserakahan yang menguasainya. Niat hati mengambil keuntungan dari sebagian saham kecil yang dijual namun akhirnya harus merelakan setengah sahamnya bahkan lebih kepada orang lain.
Mungkin memang ada kesamaan visi dan misi dari CJ E&M dan BigHit, namun sejatinya jikalau BigHit mau menolak kerjasama ini dan mengelola ide besar tersebut sendiri maka sesungguhnya hal itu sangat mungkin terjadi. Namun, kembali lagi BigHit harus memastikan bahwa modal untuk mewujudkan itu haruslah ada dan stabil keberadannya, dan malangnya hal itu seperti taruhan hidup dan mati bagi mereka. Untuk itulah diperlukan cara lain yang lebih efisien agar bisa mewujudkannya. Basic dari CJ Group pemilik CJ E&M yang terkenal sebagai salah satu konglomerat terkaya di Korea Selatan tentu bisa menjadi alasan mengapa BigHit mau bekerjasama dengan mereka. Akantetapi ada satu faktor pendorong yang menjadikan CJ E&M itu terlihat istimewa bagi BigHit yakni peran CJ E&M sebagai "pemegang saham mayoritas" di Pledis Ent. Kelebihan anak didik Pledis yang ane jelaskan di tulisan sebelumnya menambah kesan menjanjikan bagi para investor untuk menanamkan modalnya ke agensi tersebut. Hal ini tentulah jadi magnet kuat untuk BigHit supaya menjalin kerjasama dengan CJ E&M.
Jika BigHit mampu mewujudkan ide besar itu sendiri, lantas bagaimana dengan CJ E&M? Tidak berbeda dengan BigHit, CJ E&M pun sesungguhnya bisa mewujudkan hal tersebut apalagi melihat modal yang mereka miliki begitu menjanjikan. Akantetapi jika melihat pamor BigHit lewat BTS misalnya yang begitu menguasai pasar musik Amerika yang terkenal akan ketatnya persaingan disana, maka tentu besan kerja yang berpengalaman sangat diperlukan untuk merealisasikan project global yang mendunia ini. Soalnya walaupun modal besar jika orang-orang didalamnya tidak berpengalaman maka akan buang-buang uang saja nantinya. Bukan untung yang diperoleh melainkan buntung akhirnya. Inilah salah satu pertimbangan yang tentu harus diperhitungkan oleh pihak CJ E&M.
Bagaimana dengan Pledis sendiri???? Mengapa tiada perlawanan yang berarti???
Mungkin gak usah ane jelaskan panjang kali lebar lagi ya, intinya perlawanan Pledis tiada tampak akibat beralihnya pemegang saham mayoritas yang semula di tangan HSS ke tangan CJ E&M. Sekuat apapun HSS menolak ataupun menyakinkan mereka tentang kemandirian Pledis sebagai agensi utuh kepada CJ E&M, hal itu gak akan jadi magnet yang kuat jika disandingkan dengan keglamoran yang disuguhkan oleh BigHit entertaiment temans. Inilah mungkin karma yang dirasakan HSS akibat keserakahannya yang bikin otaknya gak memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi alias berpikiran pendek.
So, disini kiranya sudah paham ya gimana alur beralihnya saham mayoritas Pledis yang semula di tangan Han Sung Soo ke tangan BigHit Ent. Kemungkinan terbesar ini merupakan salah satu bentuk prasyarat yang diajukan BigHit kepada CJ E&M sebelum melakukan kerjasama bersama. Susah dah kalo udah ngomong dunia bisnis ye kan....apapun endingnya pasti duit dah masalahnya xD. Dan nampaknya BigHit sesungguhnya sudah memberikan sinyal ini saat Seventeen diputuskan untuk masuk sebagai idol dari luar agensi pertama yang masuk ke dalam weverse.
Pledis : "Kawan atau Lawan"
Mengingat finansial yang turun akan dialami oleh BigHit ketika para member BTS mulai wamil, maka perhitungan yang dipikirkan oleh sang CEO selanjutnya adalah mencari ladang baru , kemudian mengukur kekuatan dari para rival alias lawan, serta bagaimana cara mempertahankan eksistensi dari idol dibawah naungannya. Berbicara tentang rival nih, Big3 agensi Korea Selatan yakni SM, YG dab JYP tentu merupakan lawan yang berat bagi BigHit. Mereka punya background dan akses yang kuat di industri ini karena kaya akan pengalaman. Namun salah satu agensi yang perlu diperhitungkan saat ini adalah Pledis entertaiment. Jika dilihat dari pasar idol mereka sesungguhnya sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik. Sebut saja Nuest mempunyai fanbase Korea yang kuat yang ditunjukkan dengan penjualan digital yang selalu masuk Top20, Top10, Top 5 bahkan Top3. Kemudian Seventeen dengan fanbase Internasional yang semakin hari semakin besar yang dapat dilihat dari penjualan album yang tinggi dan dapat bersaing dengan idol dari Big3 agensi ataupun BigHit, kemudian ada member yang berasal dari berbagai negara seperti China dan Amerika yang bisa membantu menggaet fans yang ada di negara tersebut karena ada spokeperson alias alih bahasa yang memudahkan dalam berkomunikasi. Jangan lupa warna musik serta visual yang mampu menarik perhatian penikmat musik Jepang yang terkenal akan totalitas dalam mendukung idolnya layaknya Kfans. Serta penikmat konten Seventeen yang sejatinya banyak juga dari Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara penyumbang viewers kpop terbesar di dunia. Tentu alasan-alasan itulah yang akan menjadikan Pledis berkembang seperti BigHit nantinya, mungkin baik bagi Pledis namun buruk bagi BigHit. Karena hal itulah diperlukan cara yang pas untuk menghentikan laju perkembangan Pledis sebelum akhirnya menjadi bom waktu untuk BigHit. Sehingga pilihan sekarang dibagi atas membiarkan Pledis tetap jadi Lawan atau merubahnya menjadi Kawan...
Selaras dengan hal tersebut jika kita berbicara mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam perusahaan serta kegunaannya, maka penjabaran yang ane sampaikan diatas sungguh masuk diakal. Didalam sebuah kepemilikan saham dikenal istilah Merger dan Akuisisi. Merger merupakan proses bergabungnya dua perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Sementara akuisisi merupakan proses pengambilan/pembelian saham mayoritas (minimal 51%) atau bahkan seluruh saham oleh pembeli sehingga sang pembeli mempunyai kendali utuh atas perusahaan target (penjual). Walaupun kata-kata yang dilontarkan oleh pihak BigHit bahwa mereka hanyalah pemegang saham mayoritas, namun nyatanya dalam hitam putih jika berlandaskan akan pengertian istilah saham tersebut maka sejatinya BigHit telah mengakuisisi Pledis Entertaiment. BigHit punya hak untuk mencampuri urusan dari anak perusahaannya namun disini BigHit memutuskan untuk tetap memberikan ruang kepada Pledis untuk menjadi agensi mandiri namun tetap dalam naungan BigHit entertaiment. Disinilah peran "Kawan" yang diambil oleh BigHit memang sangatlah tepat mengingat Pledis akan menjadi ancaman "Lawan" yang kuat jika dibiarkan sendiri. Hal ini bukan berarti Pledis tidak bisa berkembang dibawah naungan BigHit, namun disini BigHit memonopoli peran Pledis agar bisa tetap berkembang namun feedback yang dihasilkan dapat dirasakan juga oleh BigHit sehingga feedback maksimal yang seharusnya bisa diterima oleh Pledis dapat berkurang intensitasnya dan berpindah tangan ke kantong BigHit. Selain itu diawal adanya pengalihan saham Pledis kepada CJ E&M banyak netizen terutama stan Pledis memilih kontra akan hal ini, jika BigHit menggunakan kata-kata sensitif seperti "akuisisi" ini maka mereka akan membuka luka lama dari stan Pledis dan bisa-bisa menjadi ancaman bagi BigHit sendiri akibat banyaknya fans yang akan menanggalkan statusnya sebagai stan Pledis sebelumnya.
Dibawah ini adalah beberapa alasan mengapa suatu perusahaan memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan lain :
- Target Pasar yang Lebih Besar
- Skala Ekonomi yang Tinggi (Pemasokan Meningkat, Pengeluaran Menipis)
- Mengurangi Jumlah Pesaing/Lawan
Masalah-masalah dalam pengakuisisian sebuah perusaan tentu bakal terjadi karena menyatukan dua hal yang semula berbeda terlebih lagi jika menyangkut masalah manajemen, untuk itulah perlu peninjauan berkala terhadap proses ini agar sesuai dengan tujuan semula.
Nampaknya udah ane paparkan dengan singkat, jelas, padat nan berisi kan ya soal ini... Terlepas apapun yang terjadi, moga-moga apapun keputusan yang diambil akan selalu berimbas baik bagi semua pihak terutama Seventeen ❤
Moga-moga bisa dipahami aja dan ane ingatkan sekali lagi bahwa isi didalam tulisan ini adalah kesimpulan dari berita-berita versi ane pribadi yang belum tentu benar adanya ya...
Terima kasih sudah mau meluangkan waktu dan menyisihkan kuotanya untuk membaca blog ini, oh iya jikalau ada kritik dan saran yang membangun langsung komen aja ya ☺❤
Sampai jumpa ditulisan berikutnya....👋👋
Posting Komentar untuk "Share (SEVENTEEN) : Saham Pledis Berpindah Tangan "Hadiah Terbaik Ultah ke-5 Seventeen atau Sebaliknya.....""