Cr.lovelychingu
Assalamu'alaikum teman-teman lovelychingu, gimana kabarnya nih??? Semoga selalu sehat dan juga happy tentunya ya...Aminn...
Hampir sebulan absen nulis, sekarang ana comeback nulis lagi nih...
Sayangnya yang bakal ana bahas disini adalah berita yang emang agak kurang mengenakkan di kuping temen-temen Carat yaitu tentang cuitan kekecewan Cupid terhadap Pledis tentang kesamaan melodi/ritme/ketukan pada sampel Cupid Shuffle yang digunakan dalam lagu terbaru Seventeen yakni Left&Righ.
Apa kesamannya sehingga Cupid berani bercuit tentang hal tersebut???? Yuk dengarkan perbandingan kedua lagu tersebut dibawah ini :
Cupid - Cupid Shuffle & Seventeen - Left&Righ
Cr. owner
Bagi telinga orang awam seperti ana dan mungkin juga temen-temen pembaca lovelychingu ini, tentu sudah dapat menyadari bahwa sekilas memang melodi/ritme/ketukan kedua lagu ini terdengar mirip bahkan hampir sama. Namun jikalau didengarkan dengan lebih seksama lagi terdapat perbedaan yaitu adanya penambahan suatu intsrumen elektronik lain pada melodi Left&Right milik Seventeen. Walaupun demikian, Cupid merasa melodi yang digunakan tetaplah merupakan melodi yang diciptakan olehnya dan seharusnya Pledis mencantumkan namanya dalam list/daftar nama orang yang berperan dalam pembuatan lagu (Left&Right) tersebut serta dia mempunyai hak untuk mendapat royalti atas itu. Sebab hal ini akan kembali lagi pada masalah inti yakni hak cipta (copywrite) yang dimilikinya terhadap melodi tersebut.
"Target Panah Cuitan Cupid"
Jika dalam mitologi Yunani Cupid dikenal sebagai dewa cinta yang mengarahkan panah cintanya pada dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, namun sekarang Cupid dalam bahasan ini adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu yang menargetkan copywrite/copywritter atas karya (melodi) yang diciptakannya. Panah yang digunakannya kali ini adalah platform medsos yang umum digunakan seluruh masyarakat dunia terutama penikmat musik yakni sns berlogo burung berwarna biru muda yang tak lain adalah Twitter serta tak lupa kanal Youtube miliknya. Cuitan dan video mengenai adanya kesamaan beat/ketukan yang dirasa oleh Cupid awalnya diupload pada Jumat lalu tanggal 14 Agustus 2020.
Cr. @NEWCUPID (lovelychingu)
[BREAKING NEWS : Cupid (Cupid Shuffle) proves SEVENTEEN hit "LeftRigh"...]
Itu adalah kalimat pertama yang diunggah oleh Cupid terkait bukti kesamaan antara Cupid Shuffle miliknya dengan Left&Right milik Seventeen. Pembuktian yang dimaksud olehnya adalah dengan adanya link mengarah ke kanal youtube miliknya yang memperlihat/memperdengarkan bagaimana kesamaan melodi antara kedua lagu tersebut. Jika kita melihat kalimat yang digunakannya dalam membahas perkara ini untuk pertama kali, nampaknya Cupid ingin mengetahui pendapat masyarakat mengenai hal tersebut dan tentunya mengharapkan support atau dukungan dari masyarakat luas mengenai ini. Feedback yang diberikan begitu beragam akantetapi mayoritas penghuni twitter nampaknya setuju dan support Cupid dalam masalah ini. Oleh sebab itu muncullah cuitan berikutnya yang bernada [KPOP GROUP #seventeen takes Cupid Shuffle & Cupid is taking action!] yang berarti Grup Kpop Seventeen telah mengambil Cupid Shuffle (lagunya) dan saatnya Cupid mengambil tindakan (bertindak). Kemudian setelahnya, cuitan yang lain mengenai inti permasalahannya mulai dikemukakan oleh Cupid karena mulai menyinggung kata "business" atau "bisnis". Kata tersebut tentu sangat melekat dengan namanya materi alias duit serta hak cipta yang dimintanya.
Hal ini diperkuat dengan adanya cuitan berikutnya yang menyatakan bahwa [This is the music business!That "insipired" card has EXPIRED. The business hasn'st been done. @pledis_17 made the blueprint. That cost $ @SeventeenFY] yang berarti "Inilah bisnis musik! Kartu "terinspirasi" itu telah berakhir. Bisnis belum selesai. Saya telah membuat cetak biru. Harganya $".
Mungkin ada teman-teman yang bisa langsung paham maksud dari si Cupid ini namun tak menampik ada juga temen-temen yang masih belum paham maksud kartu "Terinspirasi yang telah Berakhir"ini. Kartu Terinspirasi yang dimaksud disini adalah suatu alasan klise yang terus diutarakan ketika mendapati kemiripan dalam suatu karya dengan karya lainnya. Menurut si Cupid, alasan tersebut kini sudah bukan zamannya lagi karena sekarang musik bukan hanya sekedar musik namun juga merupakan salah satu ladang bisnis bagi produser/musisi sehingga copywritter/copywrite sangat diperlukan untuk jaminan hak cipta berikut royalti yang akan didapatnya kelak sebagai bentuk apresiasi bagi karyanya ataupun pengunaannya. Inilah yang terus-menerus disuarakannya melalui cuitan-cuitan yang diuploadnya hingga sekarang. Memang haknya jikalau benar Pledis atau Seventeen menggunakan melodi/ketukan tersebut untuk sampel lagu Left&Right mereka, maka tentu hak cipta dan royalti memang harusnya didapatkannya mengingat terdapat kesamaan ketukan antara kedua lagu tersebut. Tentu hal tersebut tidak bisa kita salahkan karena pada dasarnya si Cupid minta kejelasan atas kesamaan serta hak cipta akan melodi/ritme dalam sampel yang digunakan tersebut kepada Pledis. Dan sialnya semenjak kasus ini meluap, Pledis masih belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hal ini sehingga spekulasi-spekulasi liar terutama yang menjurus kepada hate comment ke Seventeen semakin menjadi-jadi akhirnya.
Ketika Kapabilitas Seventeen di Pertanyakan
Dengan adanya kasus ini, tentu banyak para netizen yang mempertanyakan kembali kemampuan produksi yang dimiliki oleh Seventeen. Bukannya apa, Seventeen sendiri dikenal sebagai idol yang mempunyai talenta luar biasa termasuk memproduksi karya mereka sendiri. Karena kasus inipun, kasus lama yang serupa mencuat kembali yakni lagu Seventeen Don't Wanna Cry yang disebut mirip dengan salah satu Chainsmokers & ColdPlay yang berjudul "Something Just Like This". Hal ini memang menjadi batu pijakan bagi para haters Seventeen/Carat untuk memanaskan kasus yang ada sehingga nama baik serta kapabilitas Seventeen akan turun dimata netizen. Bagai menuang minyak diatas api yang membara, pernyataan Cupid selanjutnya yang menyebutkan bahwa ["The craziest part about this is how they are so used to doing this with no repercussions, they are really trying to act like we are just tripping. This is not the 50s & 60s and Likeness & ownership is evertything"]. Kalimat yang diutarakannya ini nampaknya dapat menjurus kepada dua belah pihak ntah Pledis ataupun Seventeen yang dianggapnya telah terbiasa melakukan hal semacam ini dimana tidak menutup kemungkinan bagi sebagian orang dianggap sebagai tindakan plagiatisme.
Meradangnya si Cupid bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan sampai saat ini Pledis belum menanggapi permintaannya mengenai hal ini, sehingga ancaman halus darinya mengenai tim ahli musik yang dapat membuktikan kebenaran akan hak ciptanya akan menghadang Pledis jikalau hal ini masih tidak digubris oleh pihaknya. Untuk itulah persiapan yang dilakukan oleh Cupid bukan hanya menyiapkan tim ahli dari pakar musik namun juga mengumpulkan masa alias menggiring opini netizen agar mendukungnya sehingga hal ini akan mempercepat feedback yang akan diterimanya dari Pledis. Disatu sisi cara ini memanglah cara yang paling ampuh agar aspirasi/opininya yang semula diindahkan kemudian akan didengar serta sangat menguntungkan bagi Cupid itu sendiri, namun disatu sisi bagi Seventeen hal ini sangat merugikan mereka karena pastinya akan mempengaruhi image/frame Self Peoducing yang lekat pada diri mereka. Sebenarnya inti permasalahan disini adalah pada kurang tanggapnya Pledis mengenai hal semacam ini, jikalau respon mereka cepat maka kasus ini tidak akan sampai membara seperti ini. Kunci masalah sesungguhnya hanya pada komunikasi yang kurang antara kedua belah pihak saja. Menyikapi kasus sebelumnya terhadap "Something Just Like This" milik Chainsmokers & ColdPlay, pihak Pledis memutuskan untuk menambahkan mereka dalam co-copyright holder pada lagu Don't Wanna Cry untuk menghindari statement negatif berkepanjangan yang mungkin akan terjadi nantinya pada Seventeen.
Pendapat atau opini diatas mungkin wajar disampaikan dan dimiliki oleh orang awam macam kita yang tidak tahu seluk beluk musik maupun bagaimana sistemasi copywrite sesungguhnya. Untuk itulah disini ana pengen share salah satu sumber informasi ana dengan ID twitter @breadbabiee mengemukakan pendapatnya terkait isu ini dalam kacamatanya sebagai seorang lulusan sekolah musik. Penjelasannya ditulisnya dalam sebuah threat yang kita akan bahas satu persatu ya....
Di pembukaan threadnya dia menjelaskan bahwa Pelanggaran Copyright/Hak Cipta adalah sesuatu yang sangat membingungkan bahkan bagi dirinya yang juga seorang murid musik walaupun bagi mereka, itu merupakan pelajaran yang mereka harus pecahkan tiap harinya.
Di thread bagian kedua dan ketiga, dia menjelaskan bahwa pada cuitannya Cupid nampaknya fokus pada sampel yang mempunyai ketukan/beats serta pola beat yang terdengar terlalu mirip dengan lagunya Cupid Shuffle. Dalam dunia perbisnisan musik sampel merujuk pada dua jenis yaitu
(1) Sampel Melodi : untuk menggunakan sampel ini, kita harus mempunyai lisensi atau semacam surat izin dan membayar untuk penggunaannya.
(2) Sampel yang diunduh ke program musik : sampel yang digunakan disini nampaknya merupakan sampel yang sudah ada/diunduh di suatu program digital musik yang lumrah dengan sebutan Digital Audio Workstation (DAW).
Di threadnya yang keempat, dia menjelaskan kalo sampel yang diunduh ke dalam suatu program musik (DAW) seperti Logic atau Ableton yang kemudian diterapkan/dipergunakan untuk membuat suara elektronik seperti drum atau instrumen elektronik lainnya. Karena hal ini berlangsung dalam program universal (digunakan untuk umum) sampel yang digunakan pun tidak dapat di copywritten atau hak ciptanya tidak dapat dipatenkan. Pada threadnya kelima dia coba mendengarkan lagu dari Seventeen Left&Right dan beat tersebut nampaknya memang mirip atau bahkan sama dengan beat Cupid Shufflenya Cupid tapi disini sekali lagi dia jelaskan bahwa tidak ada salah mengenai hal tersebut, sebab pada poin sebelumnya telah dijelaskan bahwa beat sampel musik yang diunduh ke program musik (DAW) hak ciptanya sesungguhnya tidak dapat dipatenkan.

Di threadnya keenam dia menjelaskan bahwa walaupun trek drumnya terdengar mirip, dia merasa masih ada perbedaan yang cukup banyak sehingga hal ini bisa dibilang bukan merupakan pelanggaran hak cipta. Disini dia tegaskan sekali lagi bahwa sampel dan pola drum tersebut tidak dapat di copywritten/dipatenkan hak miliknya dan dia berpendapat bahwa sesungguhnya kasus ini sangatlah lemah. Pada thread ketujuhnya dia menyampaikan bahwa kasus ini sesungguhnya bukan dipandang dari segi analisa musiknya namun sejatinya berpatok hanya pada urusan bisnis. Banyak kasus yang mirip dengan ini (loop drum) telah diajukan namun banyak yang berakhir sama, sesungguhnya terdapat orisinalitas/keaslian yang membedakan/memisahkan keduanya (sampel beat Seventeen L&R dan Cupid Shuffle).
Di thread kedelapannya dia menyampaikan bahwa Cupid merasa dimanfaatkan, hal ini cukup untuk membuat klaim (secara sosial) atau kata lainnya mengambil simpati dari para netizen dan sang informan inipun tidak mendiskreditkan hal tersebut. Namun jikalau dipandang dalam satu kacamata bisnis musik semata, sesungguhnya kasus ini sangat sulit untuk dibuktikan. Untuk penegasan pemahaman dari kasus ini maka ana dm langsung informan tersebut walaupun dengan bahasa inggris yg luar biasa rusak grammarnya dah yg jelas Alhamdulillahnya dia ngerti wkwkwkwkwkw xD








Karena capek ngetik jadi mohon maaf kagak ana bahas satu-satu dah langsung kesimpulan dari yang ana tanyakan sama informan ini aja ya. Hasil diskusi ini dapat ana simpulkan bahwa beat ataupun pola beat yang digunakan di L&R yang diklaim sebagai hak cipta Cupid Shuffle miliknya Cupid sesungguhnya sangat sulit dibuktikan keberanannya sebab dasarnya sampel beat/pola beat ini sudah tergolong dalam hak yang tak dapat dipatenkan. Dalam sisi pandang musik ataupun bisnis penentuan/penjurian adanya pelanggaran hak cipta tersebut sesungguhnya hanya bisa dilakukan oleh orang yang memang berkompeten dibidang musik yakni musikologis. Walaupun demikian simpati yang diperoleh para musisi dari masyarakat karena mencuatnya kasus ini menyebabkan sanksi sosial bagi para idol yang terkait. Adanya kalangan masyarakat yang hanya melihat ujung masalahnya tanpa mencari akarnya akan langsung menghakimi sang idol sebagai seorang plagiator dan tentu hal ini akan berdampak pada image yang akan melekat didiri idol tersebut. Oleh karena itulah hal ini yang pengen dihindari oleh Pledis saat tersandung kasus yang sama saat DWC era kemaren, mereka akhirnya memutuskan untuk membuat co-copyright untuk Chainsmoker dan ColdPlay agar menghindari dan menekan kabar miring tentang plagtiatisme ini, walaupun pada dasarnya hal ini belum tentu benar adanya.
So, setelah riset singkat ini ana pribadi bisa memahami alasan cuitannya Cupid ataupun bungkamnya Pledis mengenai hal ini. Kalo untuk Cupid sendiri sudah ana jelaskan diawal ye kan makanya disini ana fokus di sisi bungkamnya Pledis. Ada beberapa alasan yang terpikirkan oleh ana pribadi tentang bungkamnya pledis, yaitu :
1. Karena ini dasar hukumnya sudah ngambang/tidak jelas, Pledis kemungkinan mempersiapkan para pakar musik profesional untuk melihat apa akan ada masalah terkait hak cipta ini serta menyiapkan bukti-bukti kuat jikalau mereka memutuskan untuk melawan balik Cupid. Kemudian karena kasus ini bisa dibilang dejavu bagi Pledis, hal ini akan jadi cambuk mereka agar mempersiapkan para lawsuit alias pengacara dan para ahli musik untuk mencegah masalah yang sama terulang dimasa yang akan datang sehingga tindakan pencegahan akan mulai diterapkan olehnya dan tentunya hal ini memerlukan persiapan dan waktu temans.
2. Dilema antar Melawan atau Menjadi Kawan, Pledis kemungkinan masih bingung memilih sisi mana mereka berdiri. Disatu sisi jikalau memutuskan untuk menjadi lawan maka mereka harus bersiap menghadapi hate comment yang akan tertuju pada Seventeen dan hal ini pastinya akan berdampak juga pada image serta psikologis dari para membernya. Kemudian jika memilih sebagai Kawan, maka Pledis bersiap untuk berbagi royalti lagi dari pemasukan yang didapatnya dari lagu Seventeen Left&Right. Dan ini sesungguhnya akan mencerminkan bahwa image Pledis sangatlah rapuh dan gampang terbawa arus netizen sehingga tiada tameng yang kuat untuk melindungi keoriginalan dari karya sang anak asuh. Sehingga hal ini akan mengakibatkan hilangnya rasa aman bahkan mungkin trauma bagi Woozi selaku produser utama Seventeen dalam membuat karyanya lagi karena tidak ada payung hukum yang jelas menaunginya agar bebas berkarya.
Jadi, disini ana pengen share bahwa masalah pemberian hak cipta bukan otoritas dari para member Seventeen melainkan ini adalah hak mutlak dari Pledis selaku agensinya. Kalian pasti ingat bukan bagaimana nama Hoshi yang sebelumnya dihapus sebagai koreografer Seventeen ataupun HSS yang terjerat kasus gara-gara dia memasukkan nama istrinya di album IZONE agar mendapat royalti??? Disini kita sudah bisa menalar kalau penentuan semua list hak cipta sesungguhnya memang terletak pada Pledis BUKAN Seventeen. Sedangkan dalam pembuatan lagu, kita sebagai orang awam jangan langsung ngejudge Woozi ataupun Bumzu telah memplagiat karya orang tanpa mencari tau asal usul masalah yang terjadi.
Soooooo... sekian dulu pembahasan tentang hal ini, lebih baik kita biarkan Pledis bekerja dan memilih cara apa yang dilakukannya untuk menyelesaikan kasus ini. Dan harapan ana pribadi mah dengan adanya dejavu ini, Pledis bisa cepat tanggap dalam meluruskan setiap masalah anak asuhnya sebelum hal ini melebar kemana-mana dan mencoreng nama baik sang idol yang mana sudah susah payah didapat mereka. Bagaimana nih pendapat kalian mengenai ini???? Bisa kalian tulis di kolom komentar ya... Semoga bermanfaat dan see ya guys <3
Posting Komentar untuk "News (SEVENTEEN) : Ujian Kapabilitas Sang Idol Producing"